Bunda Indah dan Mas Wabub Salurkan Bantuan Beras bagi warga kurang mampu
RAYA PUBLIK. COM
Lumajang - Pemerintah Kabupaten Lumajang kembali menegaskan komitmennya dalam membangun pemerintahan yang melayani dan hadir di tengah rakyat. Melalui program unggulan Setor Madu (Sehari Ngantor di Kecamatan Terpadu), Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah) bersama Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma (Mas Yudha) menyapa langsung masyarakat Kecamatan Ranuyoso, Selasa (22/7/2025), sekaligus menyalurkan 2.039 paket beras untuk warga kurang mampu.
Setor Madu bukan hanya seremonial turun ke kecamatan, melainkan momentum strategis untuk menghadirkan layanan pemerintah yang lebih dekat, lebih cepat, dan lebih menyentuh. Dalam edisi kali ini, program tersebut diwujudkan dengan aksi nyata pembagian bantuan sosial berupa beras 20 kg per orang, yang merupakan alokasi untuk bulan Juni dan Juli 2025.
Distribusi bantuan menyasar lima desa di wilayah Kecamatan Ranuyoso, dengan rincian:
434 warga Desa Jenggrong
180 warga Desa Tegal Bangsri
453 warga Desa Sumberpetung
476 warga Desa Ranu Bedali
496 warga Desa Ranuyoso
“Mudah-mudahan bantuan ini bisa meringankan beban masyarakat, terutama para lansia dan keluarga penerima manfaat PKH. Kami ingin distribusinya dibantu hingga ke rumah-rumah, karena ini bagian dari pelayanan dan pengabdian pemerintah kepada rakyat,” ujar Bunda Indah saat menyerahkan bantuan secara simbolis di tengah masyarakat yang memadati area kegiatan.
Bukan hanya bantuan yang diberikan, tetapi juga semangat gotong royong dan solidaritas sosial yang disemai. Program ini sekaligus menjadi ruang komunikasi langsung antara pemerintah dan rakyat. Di sinilah Bunda Indah dan Mas Yudha mendengar sendiri keluhan, harapan, dan dinamika yang dihadapi warga desa.
Mas Yudha menambahkan bahwa bantuan sosial ini adalah bagian dari tanggung jawab moral dan kebijakan sosial pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas dan ketahanan ekonomi masyarakat kecil.
“Kami sadar bahwa keberpihakan pada masyarakat miskin harus terus diperkuat. Bantuan ini memang sederhana, tapi dampaknya bisa sangat berarti,” ucapnya penuh empati.
Lebih dari sekadar program rutin, Setor Madu menjadi simbol perubahan paradigma pemerintahan dari birokrasi yang menunggu dilayani, menjadi birokrasi yang proaktif melayani. Akar pendekatannya adalah humanis, kolaboratif, dan responsif, menjawab langsung kebutuhan masyarakat berdasarkan data riil di lapangan.
Penerima manfaat mayoritas berasal dari keluarga kurang mampu yang tergabung dalam Program Keluarga Harapan (PKH). Banyak di antaranya merupakan lansia dan buruh harian, yang secara ekonomi sangat terdampak oleh naik-turunnya harga kebutuhan pokok.
“Lumajang harus menjadi kabupaten yang ramah terhadap kelompok rentan. Kalau kita tidak hadir untuk mereka, lalu untuk siapa pemerintah bekerja?” tandas Bunda Indah.
Kegiatan ini bukan hanya memperlihatkan keberpihakan kepada masyarakat miskin, tetapi juga menjadi cermin bahwa pelayanan publik bisa dilakukan dengan kesederhanaan yang bermakna. Pemerintah daerah tak hanya memberi bantuan, tetapi juga hadir dengan kehangatan, mendengar suara rakyat, dan menumbuhkan harapan.
Program Setor Madu telah menjadi inspirasi baru dalam pendekatan pembangunan berbasis kesejahteraan sosial. Dengan menggabungkan fungsi pelayanan, penyerapan aspirasi, dan pendistribusian bantuan secara langsung, inisiatif ini layak dijadikan contoh bagi daerah lain di Indonesia.
Bunda Indah dan Mas Yudha berharap agar praktik seperti ini bisa terus ditingkatkan kualitasnya. Mereka tak hanya bekerja untuk hari ini, tetapi sedang membangun budaya pelayanan yang menyentuh, merakyat, dan berkelanjutan. (H)